Tiga Fokus Utama: Kemiskinan, SDM, dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif
Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 pada awal kuartal pertama tahun ini. Rencana strategis lima tahunan ini disusun sebagai panduan pembangunan nasional pasca berakhirnya kepemimpinan periode 2019–2024, dan disusun secara inklusif dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari kementerian/lembaga, dunia usaha, akademisi, hingga masyarakat sipil.
RPJMN 2025–2029 menekankan tiga prioritas utama pembangunan: penurunan angka kemiskinan ekstrem, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), dan penciptaan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif serta berkelanjutan. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyatakan bahwa dokumen ini merupakan lanjutan dari visi Indonesia Emas 2045, dengan langkah konkret untuk mewujudkan negara maju dan berdaya saing tinggi.
Fokus pada Pengentasan Kemiskinan dan Kesenjangan Wilayah
Salah satu sasaran utama dalam RPJMN kali ini adalah menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga mendekati 0% pada 2029. Pemerintah menargetkan bahwa setiap tahun, program perlindungan sosial akan diperkuat, baik dari sisi kualitas data penerima manfaat, digitalisasi distribusi bantuan, hingga efisiensi dalam pelaksanaannya.
Di sisi lain, pembangunan akan lebih diarahkan ke wilayah-wilayah luar Jawa, terutama kawasan timur Indonesia yang selama ini mengalami ketimpangan dalam pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar. Melalui pendekatan pembangunan berbasis wilayah dan potensi lokal, diharapkan tiap daerah dapat menjadi pusat pertumbuhan baru yang mandiri.
Transformasi SDM sebagai Fondasi Pembangunan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi agenda utama. Pemerintah akan memperkuat layanan pendidikan dasar dan menengah, termasuk revitalisasi sekolah kejuruan agar lebih sesuai dengan kebutuhan industri. Program beasiswa pendidikan tinggi, pelatihan vokasi, dan insentif untuk riset dan inovasi juga akan diperluas secara signifikan.
Isu kesehatan juga mendapat perhatian khusus, terutama pasca pandemi COVID-19 yang mengungkap pentingnya sistem kesehatan nasional yang tangguh. Pemerintah menargetkan peningkatan cakupan BPJS, perbaikan layanan primer, dan pembangunan rumah sakit di daerah tertinggal.
Selain itu, penguatan karakter dan wawasan kebangsaan menjadi bagian dari kurikulum pendidikan, guna menyiapkan generasi muda yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki integritas dan cinta tanah air.
Ekonomi Inklusif dan Transisi Energi
RPJMN 2025–2029 memuat arah kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya tinggi, tetapi juga inklusif. Ini artinya, pertumbuhan harus dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat. Pemberdayaan UMKM, ekonomi kreatif, dan koperasi akan menjadi fokus penting untuk memperluas kesempatan kerja.
Di sisi lain, pemerintah juga mulai serius menjalankan agenda transisi energi. Target pengurangan emisi karbon dan pemanfaatan energi terbarukan akan menjadi indikator utama keberhasilan pembangunan. Investasi pada energi surya, angin, dan biomassa akan didorong, seiring dengan insentif bagi industri hijau dan kendaraan listrik.
Program perhutanan sosial dan reforestasi juga akan digencarkan sebagai bagian dari komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan pengendalian perubahan iklim. Indonesia ingin menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan bisa berjalan beriringan.